Yah, seperti judulnya KOTA MILIK BERSAMA, disini kami (zos) merespon tembok di bawah jembatan yang kosong dan berdekatan dengan berlangsungnya acara...
acara ini cukup seru kok karena dari awal emang banyak mengupas tentang seni, ada tentang kampung, blogger, zine, band perform, stand up comedy, dll..
Project ini sendiri diselenggarakan oleh UGD.
Project ini sendiri diselenggarakan oleh UGD.
Kota Milik Bersama diilhami konsep jawa yakni ‘Bebrayan’ yang kurang
lebih maknanya milik bersama (the common). Konsep ini mengingatkan
kembali bahwa penduduk kota adalah ahli sah kota. Maka ia sudah
selayaknya berkewajiban untuk turut serta melindungi dan merawat apa
yang ada di kota. Kota sebagai kekayaan dan kepemilikan bersama dengan
demikian boleh diambil manfaatnya sebanyak-banyaknya namun tak boleh
dirusak.
Bagiamana mau merawat dan melindungi jika tak kenal? Inilah
signifikansi apa yang dilakukan UGD Semarang di Tugu, Bustaman dan
beberapa kampung lain. Meski kecil, kami mengajak warga untuk mengenali
apa yang ada di sekeliling mereka, lingkungannya. Dalam skala lebih
jauh, kota.
Selain Tugu dan Bustaman, akan ditampilkan pula 8 project UGD
Semarang, 6 di antaranya di kampung, dan 2 sisanya city project. Enam
project kampung itu antara lain berada di Pleburan, Pusponjolo,
Pedhalangan, Padangsari, Tanjung Mas dan Sarirejo.
Dua sisanya berupa project pemetaan beberapa kultur anak muda dan
distribusi ide ‘Kota Milik Bersama’ yang dikerjakan anak-anak street art
di Semarang.
Acara ini juga diniatkan sebagai pembuka event-event kampung yang
diselenggarakan September mendatang di masing-masing kampung tersebut
(kecuali Tugurejo dan Bustaman).
ini hasil respon kami, :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar